Jumat, 19 April 2024

BIBIT PRODUKTIF WILKER PONOROGO TAHUN 2024

 


Jawa merupakan suatu wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dengan kebutuhan terhadap hasil hutan sangat tinggi, namun belum diimbangi dengan terpeliharanya ketersediaan tegakan pohon sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hasil hutan tersebut. Hal ini dipertegas dengan semakin meningkatnya luasan lahan kritis sebagai akibat dari ketidakseimbangan produksi dan konsumsi hasil hutan (utamanya kayu). Diperkirakan luas hutan di Jawa 3 juta Ha. 1,714 Ha (56,7%) mengalami kerusakan dan hutan produksi seluas 1.147,116 Ha. Sampai saat ini luas lahan kritis di Kabupaten Ponorogo tercatat sebesar 21.182,45 Ha.

Melihat permasalahan akan luasnya lahan kritis dan lahan kosong di Kabupaten Ponorogo yang sangat mengkhawatirkan dan kemungkinan apabila tidak secepatnya diatasi akan menyebabkan  terjadinya bencana di wilayah Ponorogo dan sekitarnya, maka dianggap sangat perlu dilakukan penyelamatan dengan penanaman kembali dan penyadaran tentang pentingnya fungsi hutan bagi kelangsungan hidup masyarakat.

Adapun salah satu upaya pemulihan lahan kritis atau lahan kosong dan lahan tidak produktif (Rehabilitasi  Hutan dan Lahan)  adalah dengan melakukan penanaman  dengan jenis-jenis tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna (MPTS) yang dapat  memberikan penghasilan berupa kayu, getah, serat, pakan ternak dan lain sebagainya. Untuk itu, sangat diperlukan ketersediaan bibit tanaman hutan maupun  tanaman serbaguna dalam jumlah yang cukup dan berkualitas baik.

Kemauan dan keinginan masyarakat untuk melakukan penanaman tanaman hutan dengan jenis tanaman kayuan dan tanaman serbaguna (MPTS) sebagai upaya untuk menunjang program Rehabilitasi Hutan dan Lahan masih dibatasi oleh ketidakmampuan mereka memperoleh bibit yang berkualitas sehingga kebanyakan masyarakat (terutama masyarakat  sekitar hutan) menanam tanaman hutan dari biji atau benih asalan dari hutan. Hal ini berakibat  pada kurang optimalnya hasil yang diperoleh karena pertumbuhan bibit tersebut kurang memuaskan.

Secara garis besar, tujuan program Bantuan Bibit Tanaman Produktif adalah terbangunnya kesadaran masyarakat  untuk melakukan penanaman pada lahan kosong atau lahan kritis serta lahan tidak produktif dengan jenis tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna lainnya sehingga akan mengurangi lahan yang rusak dan lahan yang kritis.

Sedangkan beberapa tujuan khusus dari program ini antara lain :

1.       Menyediakan bibit tanaman yang bermutu baik dalam jumlah yang memadai;

2.       Mengurangi tingkat kematian bibit selama proses distribusi bibit;

3.       Membantu dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya petani hutan;

4.       Memberikan pengetahuan kepada masyarakat (transfer teknologi) tentang cara pembuatan bibit tanaman.




SASARAN PROGRAM

Sasaran lokasi penerima bantuan bibit tanaman produktif (serbaguna) adalah Desa-Desa yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1.     Diutamakan berada di luar dan di sekitar kawasan hutan;

2.     Memiliki lahan kritis, lahan kosong atau lahan tidak produktif;

3.     Mata pencaharian penduduknya bergantung pada sektor pertanian secara umum;

4.     Terdapat kelompok pengelola.

Tempat pelaksanaan penanaman bibit  tanaman produktif  Tahun 2024  Kabupaten Ponorogo dilaksanakan pada 14 Kelompok Tani  yg ada di 9  kecamatan, yaitu :

1. kecamatan Sawoo

2. Kecamatan Bungkal

3. Kecamatan Ngrayun

4. Kecamatan Ngebel

5. Kecamatan Sooko

6.Kecamatan Pulung

7. Kecamatan Sampung 

8. Kecamatan Sambit

9. Kecamatan Mlarak



Waktu penanaman bibit tanaman produktif dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kondisi bibit oleh tim pemeriksa dari BPDAS Solo.

Setelah dilakukan pemeriksaan, kemudian bibit diserahkan kepada kelompok masyarakat, Kelompok Tani maupun Kelompok Tani Hutan yang sebelumnya telah mengajukan proposal untuk mendapatkan bibit tersebut.

Waktu penanaman pada bulan Maret 2024.

Jenis bibit  tanaman produktif Tahun 2024 yang dialokasikan untuk ditanam di Kabupaten Ponorogo dari BPDAS Solo adalah :

 

No.

Jenis Bibit

Jumlah Bibit

(Btg)

1

Durian MK

7.000

2

Alpokat Ijo Bundar

8.250

3

Jambu Kristal

500

4

Nangka Kandel

2.000

6

Petai Gobang

2.250

 

 

 

 

JUMLAH TOTAL

20.000


Tanggung jawab pemeliharaan bibit tanaman produktif berada di tangan kelompok masyarakat, Kelompok Tani maupun Kelompok Tani Hutan penerima bibit, didampingi oleh penyuluh kehutanan di kecamatan terkait yang sekaligus akan melakukan monitoring, evaluasi, sekaligus pelaporan atas keberhasilan kegiatan penanaman.