Rabu, 29 April 2020

BUDIDAYA JAMUR TIRAM


Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu kelompok jamur yang sudah dikenal dengan baik karena bentuk dan ukuran tubuh buahnya sangat familiar di masyarakat. Jamur tiram merupakan jenis jamur yang dapat dimakan (edible) dan memiliki rasa yang khas. Jamur tiram merupakan jamur kayu yang banyak tumbuh pada pokok-pokok kayu yang sudah lapuk, syarat tumbuh jamur tiram tergantung dari sumber nutrien, suhu, kelembapan, air, cahaya, udara dan keasaman
Pada tubuh buah jamur tiram memiliki batang yang berada di posisi pinggir tudung (pleurotus), serta bentuk jamur ini menyerupai tiram (ostreatus). Jamur tiram mempunyai banyak manfaat dalam bidang kesehatan antara lain dapat mencegah penyakit yaitu diabetes mellitus, tumor, kanker, dan kolesterol darah. Jamur tiram juga bermanfaat dalam menambah vitalitas, memperlancar buang air besar serta meningkatkan daya tahan tubuh (Muljowati, 2015).

Morfologi Jamur Tiram 
Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada batang kayu lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar membentuk corong dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai (stipe/stalk). Pileus berbentuk mirip cangkang tiram berukuran 5 – 15 cm dan permukaan bagian bawah berlapis-lapis seperti insang berwarna putih dan lunak. Sedangkan tangkainya dapat pendek atau panjang (2 sd 6 cm) tergantung pada kondisi lingkungan dan iklim yang mempengaruhi pertumbuhannya. Tangkai ini menyangga tudung agak lateral di bagian tepi atau eksentris
Syarat Tumbuh Jamur Tiram 
Syarat tumbuh jamur tiram adalah sebagai berikut:
1.    Suhu. Pada suhu 25°C hingga 30°C miselium akan tumbuh optimal, sedangkan untuk pembentukan tubuh buah jamur, suhu yang dikehendaki adalah 18°C hingga 20°C.
2.    Tingkat keasaman atau pH. pH yang dikehendaki oleh miselum ini adalah 5,5 hingga 6,5. Pertumbuhan miselium dapat terhambat apabila kondisi pH terlalu asam atau terlalu basa. Pada pembentukan tubuh buah, kondisi keasaman agak netral yaitu pada pH 6,8 hingga 7,0. 
3.    Kelembaban. Pertumbuhan miselium membutuhkan kelembaban udara yaitu 65% hingga 70%. Dengan kadar air sekitar 60% miselium jamur akan tumbuh dengan baik. Pertumbuhan tunas dan tubuh buah akan tumbuh optimal pada kelembaban udara 80% hingga 85%. Jika kelembaban di bawah 80% maka tunas dan tubuh buah mengalami gangguan absorbsi nutrisi yang akan berakibat kekeringan. 
4.    Aerasi. Jamur tiram akan tumbuh optimal tanpa terkena sinar matahari langsung, selain itu juga pada lingkungan yang teduh dan sirkulasi udara yang lancar dengan angin spoi-spoi basah karena membutuhkan oksigen sebagai senyawa pertumbuhan atau bisa dikatakan semi anaerob. Oksigen juga akan mendukung pertumbuhan dari jamur, maka perlu adanya sirkulasi udara yang lancar, namun jika oksigennya terbatas akan mengganggu dalam pembentukan tubuh buah yaitu tubuh buah yang dihasilkan akan kecil dan abnormal. 
5.    Cahaya. Dalam keadaan gelap miselium akan tumbuh optimal, sedangkan tubuh buah akan tumbuh optimal pada kondisi yang agak terang, hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan buah (tangkai dan tudung). Jika cahaya kurang atau kurang dari 40 lux maka tangkai buah jamur akan tumbuh kecil dan tudung akan tumbuh abnormal. 
6.    Nutrisi. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram adalah ketersediaan nutrisi antara lain air, karbon, nitrogen, vitamin, dan unsur mineral. Air berguna sebagai kelancaran transportasi yaitu untuk kelancaran aliran partikel kimia antar sel, sedangkan karbon yang digunakan untuk sumber energi, nitrogen digunakan dalam sintesis protein, purin, dan pirimidin, vitamin digunakan sebagai katalisator, unsur mineral yang dibutuhkan adalah unsur makro dan mikro. Unsur makro yaitu P, K, Ca, Mg dan lain-lain, sedangkan unsur mikro antara lain Zn, Cu, dan lain-lain.

Siklus Hidup Jamur Tiram 

  1. Spora yang sudah masak atau dewasa jika berada di tempat yang lembab akan tumbuh dan berkecambah membentuk serat-serat halus menyerupai serat kapas, yang disebut dengan miselium atau miselia. 
  2. Jika keadaan lingkungan tempat tumbuh miselia itu baik, dalam arti temperatur, kelembapan, kandungan C/N/P-Rasio substrat tempat tumbuh memungkinkan, maka kumpulan miselia akan membentuk primordial atau bakal tubuh buah jamur.
  3. Bakal tubuh buah jamur tersebut kemudian akan membesar, dan pada akhirnya membentuk tubuh buah atau bentuk jamur yang kemudian dipanen. 
  4. Tubuh buah jamur dewasa akan membentuk spora. Spora ini tumbuh di bagian ujung basidium, sehingga disebut basidiospora. Jika sudah matang atau dewasa, spora akan jatuh dari tubuh buah jamur.


Media Tanam Jamur Tiram 
media tanam jamur tiram adalah sebagai berikut:
·           Serbuk kayu.
Serbuk kayu merupakan tempat tumbuh jamur kayu yang mengandung serat organik (selulosa, hemiselulosa, dan lignin) sebagai sumber makanan jamur. 
·           Bekatul.
Bekatul merupakan hasil sisa penggilingan padi yang kaya vitamin, terutama vitamin B komplek, merupakan bagian yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur serta berfungsi sebagai pemicu untuk pertumbuhan tubuh buah jamur. 
·           Kapur.
Kapur digunakan sebagai pengatur pH media tanam dan sebagai sumber kalsium (Ca) yang dibutuhkan oleh jamur dalam pertumbuhannya. Jenis kapur yang digunakan dapat berupa kapur CaCO3 atau kapur bangunan yang biasa disebut dengan mill.
·           Air.
Air merupakan salah satu faktor untuk kelancaran dan pertumbuhan miselium, agar dapat membentuk spora. Bila kelebihan air maka jamur tiram putih akan mati karena jamur membutuhkan air dalam jumlah sedikit. Bila kadar air serbuk kayu gergaji >78%, maka substrat menjadi anaerobik dan miselium jamur tiram tidak dapat tumbuh dan berkembang, akhirnya miselium mati dan tubuh buah jamur tidak dihasilkan. 
·           Tepung jagung. Tepung jagung merupakan salah satu hal yang penting bagi media tumbuh jamur. Tepung jagung berfungsi sebagai nutrisi tambahan yang banyak mengandung nitrogen dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Kandungan dan Manfaat Jamur Tiram 
Jamur tiram putih adalah salah satu jamur yang enak dimakan serta mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Jamur ini mengandung protein (27%), vitamin dan mineral. Vitamin–vitamin yang terkandung dalam jamur ini meliputi tiamin, riboflavin, niasin, biotin dan vitamin C. Mineral yang ada pada jamur ini meliputi kalium, kalsium, magnesium, besi, natrium, kuprum, sulfur dan fosfor. Jamur ini mengandung 18 jenis asam amino yang meliputi isoleucine, leucine, lysine, methionine, cystine, phenylalanine, tyrosine, threonine, tryptophan, valine, arginine, histidine, alanine, aspartat, asam glutamate, glysin, proline dan serine. Jamur ini juga memiliki sejumlah enzim, terutama tripsin yang sangat dibutuhkan dalam proses pencernaan dan tripsin ini sama dengan tripsin yang dihasilkan oleh kelenjar lambung
Langkah yang harus dipersiapkan untuk memulai budidaya jamur tiram putih.

1.       Menyiapkan kumbung

Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban.
Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari genteng atau sirap. Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan mendatangkan panas. Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak diplester. Agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap.
Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan.
Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog. Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.
Sebelum baglog dimasukkan kedalam kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:
·         Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran.
·   Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.
·   Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan. Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih.

2.       Menyiapkan baglog

Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.
Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya.
Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp. 2.000-2.500. Adapun bila ingin membuat sendiri silahkan baca cara membuat baglog jamur tiram.

Cara merawat baglog

Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal, lubang baglog menghadap ke samping.
Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.
Berikut cara-cara perawatan budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut:
·         Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban.
·         Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar. Biarkan selama 3 hari jangan dulu disiram.
·         Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik. Frekuensi penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Jaga suhu pada kisaran 16-24oC.

Panen budidaya jamur tiram

Bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila perawatannya baik. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.
Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan membesar. Pemanenan di lakukan di sembarang hari bisa pagi, siang ataupun sore hari. Jamur yang layak panen adalah jamur yang memiliki pertumbuhan tubuh yang sudah optimal. Selama satu periode tanam, jamur tiram dapat di panen sebanyak 4-8 kali tergantung kondisi yang menunjang.  Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.
Adapun manfaat dari jamur tiram adalah sebagai berikut:
  1. Jamur tiram dapat menjadi sumber protein alternatif karena kadar protein jamur tiram lebih tinggi dibandingkan bahan makanan lain (jamur mengandung 19-35%, beras 7,3%, gandum 13,2% dan susu sapi 25,2%). 
  2. Jamur tiram dapat dijadikan suplemen bagi para pelaku diet karena jamur tiram mengandung serat berupa lignoselulosa yang sangat baik bagi pencernaan. 
  3. Jamur tiram dapat dijadikan sebagai makanan alternatif yang baik, khususnya bagi para penganut vegetarian dan penderita kolesterol tinggi. Kandungan gizi jamur setara dengan kandungan gizi pada daging, tetapi jamur tidak mengandung kolesterol jahat. 
Kandungan senyawa pluran dalam jamur tiram dipercaya berkhasiat sebagai anti tumor dan anti kanker