Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu
kelompok jamur yang sudah dikenal dengan baik karena bentuk dan ukuran tubuh
buahnya sangat familiar di masyarakat. Jamur tiram merupakan jenis jamur yang
dapat dimakan (edible) dan memiliki rasa yang khas. Jamur tiram merupakan jamur
kayu yang banyak tumbuh pada pokok-pokok kayu yang sudah lapuk, syarat tumbuh
jamur tiram tergantung dari sumber nutrien, suhu, kelembapan, air, cahaya,
udara dan keasaman
Pada tubuh buah jamur tiram memiliki batang yang berada di
posisi pinggir tudung (pleurotus), serta bentuk jamur ini menyerupai tiram
(ostreatus). Jamur tiram mempunyai banyak manfaat dalam bidang kesehatan antara
lain dapat mencegah penyakit yaitu diabetes mellitus, tumor, kanker, dan
kolesterol darah. Jamur tiram juga bermanfaat dalam menambah vitalitas,
memperlancar buang air besar serta meningkatkan daya tahan tubuh (Muljowati,
2015).
Morfologi Jamur Tiram
Jamur tiram adalah
jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada batang kayu lapuk. Jamur ini
memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar membentuk corong dangkal seperti kulit
kerang (tiram). Tubuh buah ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai
(stipe/stalk). Pileus berbentuk mirip cangkang tiram berukuran 5 – 15 cm dan
permukaan bagian bawah berlapis-lapis seperti insang berwarna putih dan lunak.
Sedangkan tangkainya dapat pendek atau panjang (2 sd 6 cm) tergantung pada
kondisi lingkungan dan iklim yang mempengaruhi pertumbuhannya. Tangkai ini
menyangga tudung agak lateral di bagian tepi atau eksentris
Syarat Tumbuh Jamur Tiram
Syarat tumbuh jamur
tiram adalah sebagai berikut:
1. Suhu. Pada suhu 25°C hingga 30°C
miselium akan tumbuh optimal, sedangkan untuk pembentukan tubuh buah jamur,
suhu yang dikehendaki adalah 18°C hingga 20°C.
2. Tingkat keasaman atau pH.
pH yang dikehendaki oleh miselum ini adalah 5,5 hingga 6,5. Pertumbuhan
miselium dapat terhambat apabila kondisi pH terlalu asam atau terlalu basa.
Pada pembentukan tubuh buah, kondisi keasaman agak netral yaitu pada pH 6,8
hingga 7,0.
3. Kelembaban. Pertumbuhan miselium membutuhkan
kelembaban udara yaitu 65% hingga 70%. Dengan kadar air sekitar 60% miselium
jamur akan tumbuh dengan baik. Pertumbuhan tunas dan tubuh buah akan tumbuh
optimal pada kelembaban udara 80% hingga 85%. Jika kelembaban di bawah 80% maka
tunas dan tubuh buah mengalami gangguan absorbsi nutrisi yang akan berakibat
kekeringan.
4. Aerasi. Jamur tiram akan tumbuh optimal
tanpa terkena sinar matahari langsung, selain itu juga pada lingkungan yang
teduh dan sirkulasi udara yang lancar dengan angin spoi-spoi basah karena
membutuhkan oksigen sebagai senyawa pertumbuhan atau bisa dikatakan semi
anaerob. Oksigen juga akan mendukung pertumbuhan dari jamur, maka perlu adanya
sirkulasi udara yang lancar, namun jika oksigennya terbatas akan mengganggu
dalam pembentukan tubuh buah yaitu tubuh buah yang dihasilkan akan kecil dan
abnormal.
5. Cahaya. Dalam keadaan gelap miselium akan
tumbuh optimal, sedangkan tubuh buah akan tumbuh optimal pada kondisi yang agak
terang, hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan buah (tangkai dan
tudung). Jika cahaya kurang atau kurang dari 40 lux maka tangkai buah jamur
akan tumbuh kecil dan tudung akan tumbuh abnormal.
6. Nutrisi. Salah satu faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram adalah ketersediaan nutrisi antara lain
air, karbon, nitrogen, vitamin, dan unsur mineral. Air berguna sebagai
kelancaran transportasi yaitu untuk kelancaran aliran partikel kimia antar sel,
sedangkan karbon yang digunakan untuk sumber energi, nitrogen digunakan dalam
sintesis protein, purin, dan pirimidin, vitamin digunakan sebagai katalisator,
unsur mineral yang dibutuhkan adalah unsur makro dan mikro. Unsur makro yaitu
P, K, Ca, Mg dan lain-lain, sedangkan unsur mikro antara lain Zn, Cu, dan
lain-lain.
Siklus Hidup Jamur Tiram
- Spora yang sudah masak atau
dewasa jika berada di tempat yang lembab akan tumbuh dan berkecambah
membentuk serat-serat halus menyerupai serat kapas, yang disebut dengan
miselium atau miselia.
- Jika keadaan lingkungan tempat
tumbuh miselia itu baik, dalam arti temperatur, kelembapan, kandungan
C/N/P-Rasio substrat tempat tumbuh memungkinkan, maka kumpulan miselia
akan membentuk primordial atau bakal tubuh buah jamur.
- Bakal tubuh buah jamur tersebut
kemudian akan membesar, dan pada akhirnya membentuk tubuh buah atau bentuk
jamur yang kemudian dipanen.
- Tubuh buah jamur dewasa akan membentuk spora. Spora ini tumbuh di bagian ujung basidium, sehingga disebut basidiospora. Jika sudah matang atau dewasa, spora akan jatuh dari tubuh buah jamur.
Media Tanam Jamur Tiram
media tanam jamur
tiram adalah sebagai berikut:
·
Serbuk
kayu.
Serbuk
kayu merupakan tempat tumbuh jamur kayu yang mengandung serat organik
(selulosa, hemiselulosa, dan lignin) sebagai sumber makanan jamur.
·
Bekatul.
Bekatul
merupakan hasil sisa penggilingan padi yang kaya vitamin, terutama vitamin B
komplek, merupakan bagian yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
miselium jamur serta berfungsi sebagai pemicu untuk pertumbuhan tubuh buah
jamur.
·
Kapur.
Kapur
digunakan sebagai pengatur pH media tanam dan sebagai sumber kalsium (Ca) yang
dibutuhkan oleh jamur dalam pertumbuhannya. Jenis kapur yang digunakan dapat
berupa kapur CaCO3 atau kapur bangunan yang biasa disebut dengan mill.
·
Air.
Air
merupakan salah satu faktor untuk kelancaran dan pertumbuhan miselium, agar
dapat membentuk spora. Bila kelebihan air maka jamur tiram putih akan mati
karena jamur membutuhkan air dalam jumlah sedikit. Bila kadar air serbuk kayu
gergaji >78%, maka substrat menjadi anaerobik dan miselium jamur tiram tidak
dapat tumbuh dan berkembang, akhirnya miselium mati dan tubuh buah jamur tidak
dihasilkan.
·
Tepung
jagung. Tepung jagung merupakan salah satu hal yang penting bagi
media tumbuh jamur. Tepung jagung berfungsi sebagai nutrisi tambahan yang
banyak mengandung nitrogen dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Kandungan dan Manfaat Jamur
Tiram
Jamur tiram putih
adalah salah satu jamur yang enak dimakan serta mempunyai kandungan gizi yang
tinggi. Jamur ini mengandung protein (27%), vitamin dan mineral.
Vitamin–vitamin yang terkandung dalam jamur ini meliputi tiamin, riboflavin,
niasin, biotin dan vitamin C. Mineral yang ada pada jamur ini meliputi kalium,
kalsium, magnesium, besi, natrium, kuprum, sulfur dan fosfor. Jamur ini
mengandung 18 jenis asam amino yang meliputi isoleucine, leucine, lysine,
methionine, cystine, phenylalanine, tyrosine, threonine, tryptophan, valine,
arginine, histidine, alanine, aspartat, asam glutamate, glysin, proline dan serine.
Jamur ini juga memiliki sejumlah enzim, terutama tripsin yang sangat dibutuhkan
dalam proses pencernaan dan tripsin ini sama dengan tripsin yang dihasilkan
oleh kelenjar lambung
Langkah yang harus
dipersiapkan untuk memulai budidaya jamur tiram putih.
1. Menyiapkan kumbung
Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk
merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan,
yang diisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut harus memiliki
kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban.
Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu.
Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari genteng atau
sirap. Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan
mendatangkan panas. Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak diplester. Agar
air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap.
Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa
kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog.
Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara
rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan.
Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya
tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan
panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80
baglog. Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.
Sebelum baglog dimasukkan kedalam
kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu. Berikut
langkah-langkahnya:
·
Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk
menyimpan baglog dari kotoran.
· Lakukan pengapuran dan penyemprotan
dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog
dimasukkan ke dalam kumbung.
· Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk
ditumbuhkan. Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih.
2. Menyiapkan baglog
Baglog merupakan media tanam tempat
meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena
jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder,
dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan
tumbuh menyembul keluar.
Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar,
petani jamur biasanya membuat baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau
petani dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga
petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya.
Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot
sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp. 2.000-2.500. Adapun bila ingin membuat
sendiri silahkan baca cara membuat baglog jamur tiram.
Cara merawat baglog
Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak,
yakni diletakkan secara vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas. Dan
secara horizontal, lubang baglog menghadap ke samping.
Kedua cara ini memiliki kelebihan masing.
Baglog yang disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air. Bila
penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk
melakukan pemanenan lebih mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita
ruang.
Berikut
cara-cara perawatan budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut:
·
Sebelum baglog disusun, buka
terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan kurang lebih
5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk menambah
kelembaban.
·
Setelah itu, potong ujung baglog
untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar. Biarkan selama 3 hari jangan
dulu disiram.
·
Lakukan
penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan
tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik. Frekuensi
penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Jaga suhu
pada kisaran 16-24oC.
Panen
budidaya jamur tiram
Bila
baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya
dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah
bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila perawatannya baik.
Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur sebanyak
0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.
Pemanenan
dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan membesar. Pemanenan di lakukan di
sembarang hari bisa pagi, siang ataupun sore hari. Jamur yang layak panen
adalah jamur yang memiliki pertumbuhan tubuh yang sudah optimal. Selama satu
periode tanam, jamur tiram dapat di panen sebanyak 4-8 kali tergantung kondisi
yang menunjang. Jarak panen pertama ke
panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.
Adapun manfaat dari
jamur tiram adalah sebagai berikut:
- Jamur tiram dapat menjadi
sumber protein alternatif karena kadar protein jamur tiram lebih tinggi
dibandingkan bahan makanan lain (jamur mengandung 19-35%, beras 7,3%,
gandum 13,2% dan susu sapi 25,2%).
- Jamur tiram dapat dijadikan
suplemen bagi para pelaku diet karena jamur tiram mengandung serat berupa
lignoselulosa yang sangat baik bagi pencernaan.
- Jamur tiram dapat dijadikan
sebagai makanan alternatif yang baik, khususnya bagi para penganut
vegetarian dan penderita kolesterol tinggi. Kandungan gizi jamur setara dengan
kandungan gizi pada daging, tetapi jamur tidak mengandung kolesterol
jahat.
Kandungan senyawa pluran dalam jamur
tiram dipercaya berkhasiat sebagai anti tumor dan anti kanker
test
BalasHapus