Gaharu merupakan substansi
aromatic berupa gumpalan berwarna coklat muda sampai hitam yang terdapat
diantara sel-sel kayu. Tanaman yang bisa menghasilkan gaharu biasa disebut
Pohon Gaharu. Sebaran Pohon Gaharu di Asia diantaranya adalah di India, Laos,
Burma, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. Sedangkan di Indonesia sendiri Pohon
Gaharu tersebar di Pulau Irian, Sumarta, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
maluku dan sedikit di Jawa bagian Barat.
Perkembangan gaharu dan
Prospeknya di Indonesia
Di Indonesia gaharu mulai
dikenal sejak tahun 1200-an yang ditunjukkan oleh adanya pertukaran (barter)
perdagangan antara masyarakat. Perkembangan gaharu di Indonesia sejak lebih
dari 600 tahun yang silam, yakni dalam perdagangan pemerintahan Hindia Belanda
dan Portugis. Gaharu dari Indonesia banyak yang dikirim ke China, Taiwan dan
Saudi Arabia (Timur Tengah)
Karena
dampak tingginya nilai jual terhadap jenis komersial menjadikan perburuan
gaharu sanggat tinggi.
Manfaat Gaharu
Gaharu mengandung essens
yang disebut sebagai minyak essens (essential oil) yang dapat dibuat dengan
eksraksi atau penyulingan dari gubal dan abu gaharu. Essens gaharu ini
digunakan sebagai bahan pengikat (fixative) dari berbagai jenis parfum,
kosmetika dan obat-obatan herbal. Selain itu, serbuk atau abu dari sisa
penyulingan gaharu digunakan sebagai bahan pembuatan dupa/hio dan bubuk aroma
therapy.
Daun
pohon gaharu bisa dibuat menjadi teh, daun gaharu yang membantu kebugaran
tubuh. Senyawa aktif agarospirol yang terkandung dalam daun gaharu dapat
menekan sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan efek menenangkan, teh daun
gaharu juga ampuh sebagai obat anti mabuk.
Ampas
dari sulingan minyak dari marga Aquilaria di Jepang dimanfaatkan sebagai kamfer
anti ngengat dan juga mengharumkan seluruh isi lemari. Oleh masyarakat
tradisional Indonesia, gaharu digunakan sebagai obat nyamuk, kulit atau kayu
gaharu dibakar sampai berasap. Aroma harum tersebutlah yang tidak disukai
nyamuk (sumber: majalah Trubus).
Indonesia
telah lama dikenal sebagai penghasil gaharu terbesar didunia. Mengapa harga
gubal gaharu ini sangat mahal ? hal ini disebabkan banyak gunanya, antara lain
kegunaannya adalah :
1. Anti Ashmatik 7. Penghilang rasa sakit
2. Penghilang stress 8. Obat Sakit Perut
3. Anti Microbia 9. Obat Lever
4. Stimulan Kerja saraf 10. Obat kanker
5. Obat malaria 11. Obat ginjal
6. Perangsang Seks 12. Obat
diare
Kandungan
resin atau dammar wangi yang mengeluarkan aroma keharuman khas aroma tersebut
sangat popular dan sangat disukai oleh masyarakat Timur Tengah, Saudi Arabia,
Uni Emirat, Yaman, Oman, China, Korea Dan Jepang.
Di
Papua sudah digunakan secara tradisional oleh masyarakat setempat untuk
pengobatan (daun, kulit dan akar) sementara air sulingan (limbah dari proses
destilasi gaharu untuk menghasilkan minyak Astiri) bermanfaat untuk merawat
wajah dan mengahaluskan kulit. Minyak gaharu merupakan minyak astiri untuk
pembuatan parfum dan kosmetik
Gaharu Meningkatkan Ekonomi Masyarakat
Memberdayakan ekonomi masyarakat memerlukan
bantuan nyata, salah satu caranya adalah menghadirkan budidaya gaharu untuk masyarakat.
Tanaman gaharu boleh saja diusahakan sebanyak 10 – 20 batang di pinggiran
halaman rumah dan di pinggir ladang rakyat.
Gaharu
dapat ditanam dipinggiran jalan karena ukuran batang dan tinggi gaharu tidak
akan mengganggu bangunan Tanaman gaharu
dalam umur 6 – 7 tahun sudah bisa disuntik. Penanaman gaharu dilapangan menurut
skala usaha dapat dibagi menjadi :
Gaharu semakin lama semakin menipis, dalam waktu singkat
gaharu rentan punah. Satu-satunya jalan untuk mengantisipasi masalah ini adalah
pembudidayaan gaharu.
Tanaman penghasil gaharu memberi
peluang yang sangat besar bagi Masyarakat di Indonesia, dan keuntungan
lainnya gaharu dapat disisipkan antara disela-sela tanaman karet, sengon,
cokelat, kopi, pete, sawit, mahoni, akasia, jati, dengan kata lain tanaman
gaharu dapat ditanam dengan cara tumpang sari.
— Dengan nilai komersial yang demikian tinggi, volume
perdagangan gaharu semakin tinggi. Permintaan Internasional terhadap gaharu
dari tahun ketahun terus bertambah. Untuk itu dihimbau pada masyarakat agar
mulai saat ini agar segera menanam pohon penghasil gaharu dikebun-kebun, atau
dipekarangan, karena hasilnya sangat menjanjikan dengan pendapatan yang cukup
besar bagi petani dan bisa meningkatkan PAD setempat.
— Tanaman gaharu tidak hanya meningkatkan ekonomi
masyarakat, namun juga dapat meningkatkan ekonomi regional dalam era ekonomi
daerah dan era globalisasi. Komoditi gaharu sebagai komoditi ekspor yang
prospeknya sangat baik dalam meningkatkan devisa Negara.
— Pohon gaharu dapat hidup di sembarang tempat, sehingga
untuk membudidayakan pohon ini sangat mudah, demikian juga dengan pemeliharaannya.
Penanaman
Dan Pemeliharaan
Pohon penghasil gaharu secara umum tidak
memerlukan syarat tumbuh yang khusus, pohon dapat tumbuh dengan baik pada
struktur tanah yang ringan sampai berat dengan terkstur lempung ataupun pasir.
Secara ekologi dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0 - 2.400 meter dpl,
kelembapan 60 – 80% dengan curah hujan 1.000 – 3.500 mm/th.
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiangan dan
pemberian pupuk organik setiap 2 bulan dan pemberian pupuk NPK pabrik setiap 4
bulan sampai tanaman berumur 3 tahun dengan dosis disesuaikan. Setelah tanaman
berumur lebih dari 3 tahun pemberian pupuk dilakukan setiap 6 bulan dengan
dosis 250 gram/pohon ditabur disekitar pangkal pohon kemudian ditutup dengan
tanah.
Usahakan
tanaman mendapatkan air yang cukup dan jangan sampai terendam air pada saat
musim hujan.
Pembentukan
Gubal Gaharu
Gubal gaharu akan dihasilkan oleh pohon
penghasil gaharu yang terinfeksi mikroba, datangnya mikroba ini bisa secara
alami dan buatan atau rekayasa dengan cara menyuntikan bio serum ke pohon yang
tentunya bertujuan agar pohon terinfeksi. Selang waktu 1-3 tahun setelah
disuntik gubal gaharu akan terbentuk.
Penyuntikan
pohon gaharu dengan lubang kecil memiliki banyak kelebihan. Pohon setinggi 4
meter misalnya, terdiri dari 500 lubang, dilubangi dengan metode melingkar
dengan jarak 5 – 10 cm agar gaharu yang terbentuk membentuk chip atau lempengan
kecil. Dengan teknik ini, praktis semua bagian pohon terinfeksi yang pada
akhirnya akan membentuk gaharu
Teknologi
lubang besar memudahkan masuknya air hujan. Hal inilah yang memacu lapuknya
pohon, akibatnya pohon busuk dan mati
Perpaduan
antara bio serum dan teknik suntik akan menghasilkan proses infeksi lebih
cepat, sebulan saja setelah penyuntikan, disekitar lubang sudah tampak
kehitaman. Setahun kemudaian, 1 – 2 kg resin gaharu bisa dipanen, kayu
terinfeksi itu berwarna hitam dengan guratan putih samar, jika dibiarkan 2 – 3
tahun lagi makan gaharu yang terbentuk akan lebih tebal dan lebih hitam.
Proses terbentuknya gaharu diakibatkan karena pohon terluka dan terinfeksi oleh pathogen. Mekanisme proses terbentuknya gaharu dimulai dari masuknya bio serum ke dalam jaringan kayu. Untuk mempertahankan hidup dan perkembangannya pohon gaharu melakukan perlawanan dengan mengeluarkan antibody, saat inilah gaharu mulai terbentuk secara perlahan.
Panen Gaharu
— Pohon
gaharu dapat di panen minimal 1 tahun pasca penyuntikam, semakin lama semakin
bagus
— Panen
gaharu dapat dilakukan secara berkala ataupun panen total .