Jumat, 23 Juli 2021

Budidaya Tanaman Gaharu

 

Gaharu merupakan substansi aromatic berupa gumpalan berwarna coklat muda sampai hitam yang terdapat diantara sel-sel kayu. Tanaman yang bisa menghasilkan gaharu biasa disebut Pohon Gaharu. Sebaran Pohon Gaharu di Asia diantaranya adalah di India, Laos, Burma, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. Sedangkan di Indonesia sendiri Pohon Gaharu tersebar di Pulau Irian, Sumarta, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, maluku dan sedikit di Jawa bagian Barat.

Perkembangan gaharu dan Prospeknya di Indonesia

Di Indonesia gaharu mulai dikenal sejak tahun 1200-an yang ditunjukkan oleh adanya pertukaran (barter) perdagangan antara masyarakat. Perkembangan gaharu di Indonesia sejak lebih dari 600 tahun yang silam, yakni dalam perdagangan pemerintahan Hindia Belanda dan Portugis. Gaharu dari Indonesia banyak yang dikirim ke China, Taiwan dan Saudi Arabia (Timur Tengah)

          Karena dampak tingginya nilai jual terhadap jenis komersial menjadikan perburuan gaharu sanggat tinggi.

Manfaat Gaharu

Gaharu mengandung essens yang disebut sebagai minyak essens (essential oil) yang dapat dibuat dengan eksraksi atau penyulingan dari gubal dan abu gaharu. Essens gaharu ini digunakan sebagai bahan pengikat (fixative) dari berbagai jenis parfum, kosmetika dan obat-obatan herbal. Selain itu, serbuk atau abu dari sisa penyulingan gaharu digunakan sebagai bahan pembuatan dupa/hio dan bubuk aroma therapy.

          Daun pohon gaharu bisa dibuat menjadi teh, daun gaharu yang membantu kebugaran tubuh. Senyawa aktif agarospirol yang terkandung dalam daun gaharu dapat menekan sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan efek menenangkan, teh daun gaharu juga ampuh sebagai obat anti mabuk.

          Ampas dari sulingan minyak dari marga Aquilaria di Jepang dimanfaatkan sebagai kamfer anti ngengat dan juga mengharumkan seluruh isi lemari. Oleh masyarakat tradisional Indonesia, gaharu digunakan sebagai obat nyamuk, kulit atau kayu gaharu dibakar sampai berasap. Aroma harum tersebutlah yang tidak disukai nyamuk (sumber: majalah Trubus).

          Indonesia telah lama dikenal sebagai penghasil gaharu terbesar didunia. Mengapa harga gubal gaharu ini sangat mahal ? hal ini disebabkan banyak gunanya, antara lain kegunaannya adalah :

1.  Anti Ashmatik                            7. Penghilang rasa sakit
2.  Penghilang stress             8. Obat Sakit Perut
3.  Anti Microbia                    9. Obat Lever
4.  Stimulan Kerja saraf       10. Obat kanker
5. Obat malaria                   11. Obat ginjal
6. Perangsang Seks               12. Obat diare

          Kandungan resin atau dammar wangi yang mengeluarkan aroma keharuman khas aroma tersebut sangat popular dan sangat disukai oleh masyarakat Timur Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, China, Korea Dan Jepang.

          Di Papua sudah digunakan secara tradisional oleh masyarakat setempat untuk pengobatan (daun, kulit dan akar) sementara air sulingan (limbah dari proses destilasi gaharu untuk menghasilkan minyak Astiri) bermanfaat untuk merawat wajah dan mengahaluskan kulit. Minyak gaharu merupakan minyak astiri untuk pembuatan parfum dan kosmetik

Gaharu Meningkatkan Ekonomi Masyarakat

Memberdayakan ekonomi masyarakat memerlukan bantuan nyata, salah satu caranya adalah menghadirkan budidaya gaharu untuk masyarakat. Tanaman gaharu boleh saja diusahakan sebanyak 10 – 20 batang di pinggiran halaman rumah dan di pinggir ladang rakyat.

          Gaharu dapat ditanam dipinggiran jalan karena ukuran batang dan tinggi gaharu tidak akan mengganggu bangunan  Tanaman gaharu dalam umur 6 – 7 tahun sudah bisa disuntik. Penanaman gaharu dilapangan menurut skala usaha dapat dibagi menjadi :

          Gaharu semakin lama semakin menipis, dalam waktu singkat gaharu rentan punah. Satu-satunya jalan untuk mengantisipasi masalah ini adalah pembudidayaan gaharu.

          Tanaman penghasil gaharu memberi peluang yang sangat besar bagi Masyarakat di Indonesia, dan keuntungan lainnya gaharu dapat disisipkan antara disela-sela tanaman karet, sengon, cokelat, kopi, pete, sawit, mahoni, akasia, jati, dengan kata lain tanaman gaharu dapat ditanam dengan cara tumpang sari.

  Dengan nilai komersial yang demikian tinggi, volume perdagangan gaharu semakin tinggi. Permintaan Internasional terhadap gaharu dari tahun ketahun terus bertambah. Untuk itu dihimbau pada masyarakat agar mulai saat ini agar segera menanam pohon penghasil gaharu dikebun-kebun, atau dipekarangan, karena hasilnya sangat menjanjikan dengan pendapatan yang cukup besar bagi petani dan bisa meningkatkan PAD setempat.

  Tanaman gaharu tidak hanya meningkatkan ekonomi masyarakat, namun juga dapat meningkatkan ekonomi regional dalam era ekonomi daerah dan era globalisasi. Komoditi gaharu sebagai komoditi ekspor yang prospeknya sangat baik dalam meningkatkan devisa Negara.

  Pohon gaharu dapat hidup di sembarang tempat, sehingga untuk membudidayakan pohon ini sangat mudah, demikian juga dengan pemeliharaannya.

Penanaman Dan Pemeliharaan

Pohon penghasil gaharu secara umum tidak memerlukan syarat tumbuh yang khusus, pohon dapat tumbuh dengan baik pada struktur tanah yang ringan sampai berat dengan terkstur lempung ataupun pasir. Secara ekologi dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0 - 2.400 meter dpl, kelembapan 60 – 80% dengan curah hujan 1.000 – 3.500 mm/th.

Pemeliharaan dilakukan dengan penyiangan dan pemberian pupuk organik setiap 2 bulan dan pemberian pupuk NPK pabrik setiap 4 bulan sampai tanaman berumur 3 tahun dengan dosis disesuaikan. Setelah tanaman berumur lebih dari 3 tahun pemberian pupuk dilakukan setiap 6 bulan dengan dosis 250 gram/pohon ditabur disekitar pangkal pohon kemudian ditutup dengan tanah.

          Usahakan tanaman mendapatkan air yang cukup dan jangan sampai terendam air pada saat musim hujan.

Pembentukan Gubal Gaharu

Gubal gaharu akan dihasilkan oleh pohon penghasil gaharu yang terinfeksi mikroba, datangnya mikroba ini bisa secara alami dan buatan atau rekayasa dengan cara menyuntikan bio serum ke pohon yang tentunya bertujuan agar pohon terinfeksi. Selang waktu 1-3 tahun setelah disuntik gubal gaharu akan terbentuk.

          Penyuntikan pohon gaharu dengan lubang kecil memiliki banyak kelebihan. Pohon setinggi 4 meter misalnya, terdiri dari 500 lubang, dilubangi dengan metode melingkar dengan jarak 5 – 10 cm agar gaharu yang terbentuk membentuk chip atau lempengan kecil. Dengan teknik ini, praktis semua bagian pohon terinfeksi yang pada akhirnya akan membentuk gaharu

          Teknologi lubang besar memudahkan masuknya air hujan. Hal inilah yang memacu lapuknya pohon, akibatnya pohon busuk dan mati

          Perpaduan antara bio serum dan teknik suntik akan menghasilkan proses infeksi lebih cepat, sebulan saja setelah penyuntikan, disekitar lubang sudah tampak kehitaman. Setahun kemudaian, 1 – 2 kg resin gaharu bisa dipanen, kayu terinfeksi itu berwarna hitam dengan guratan putih samar, jika dibiarkan 2 – 3 tahun lagi makan gaharu yang terbentuk akan lebih tebal dan lebih hitam.

          Proses terbentuknya gaharu diakibatkan karena pohon terluka dan terinfeksi oleh pathogen. Mekanisme proses terbentuknya gaharu dimulai dari masuknya bio serum ke dalam jaringan kayu. Untuk mempertahankan hidup dan perkembangannya pohon gaharu melakukan perlawanan dengan mengeluarkan antibody, saat inilah gaharu mulai terbentuk secara perlahan. 

Panen Gaharu

  Pohon gaharu dapat di panen minimal 1 tahun pasca penyuntikam, semakin lama semakin bagus

  Panen gaharu dapat dilakukan secara berkala ataupun panen total .




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar