Konservasi tanah dan air atau seringkali
disebut KTA merupakan suatu tindakan pengawetan terhadap kualitas dan kuantitas
tanah dan air. Konservasi tanah dan air sendiri sebenarnya gabungan dari
istilah konservasi tanah dan konservasi air,
Konservasi tanah menurut
Arsyad (1989), adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang
sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan
syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Konservasi tanah secara
umum diartikan sebagai penempatan tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan
kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang
diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Dalam arti sempit
konservasi tanah sendiri adalah upaya untuk mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki
tanah yang rusak oleh erosi.
Konservasi air pada prinsipnya adalah
penggunaan air yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin dan
pengaturan waktu aliran air dengan cara meresapkan air ke dalam tanah agar pada
musim hujan tidak terjadi banjir dan
pada musim kemarau air untuk kebutuhan hidup masih tersedia. KTA ini bertugas untuk memelihara tanah dan air dari kerusakan.
Kerusakan yang dapat terjadi pada tanah di antaranya adalah:
· Hilangnya unsur hara
dan bahan organik di daerah perakaran tanah
· Terakumulasinya garam
di daerah perakaran (salinisasi)
· Jenuhnya air tawar
pada akar atau batang bagian bawah suatu tanaman
· Erosi
Sedangkan jenis-jenis kerusakan yang dapat terjadi pada badan
air adalah:
· Mengeringnya mata air
akibat volme air tanah yang semakin sedikit
· Menurunnya kualitas
air akibat adanya sedimen hasil erosi
· Tercampurnya limbah
· Masuknya unsur hara
pada badan air sehingga terjadi eutrofikasi
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di tanah maupun air
tersebut dapat diatasi salah satunya dengan menggunakan teknik konservasi tanah
dan air.
Tujuan dari kegiatan konservasi tanah sendiri adalah untuk
mencegah erosi,
memperbaiki tanah yang rusak, serta memelihara dan meningkatkan produktivitas
tanah agar dapat digunakan secara berkelanjutan.
Sedangkan tujuan dari adanya konservasi air adalah:
1. Menjamin ketersediaan
air untuk generasi mendatang
2. Penghematan energi
yang cukup besar untuk pemompaan air, pengiriman, dan fasilitas pengolahan air
limbah
3. Konservasi habitat yaitu penggunaan air oleh manusia yang diminimalisir untuk membantu mengamankan simpanan sumber air bersih untuk habitat liar lokal dan penerimaan migrasi aliran air
Metode Konservasi Tanah dan Air
Ø Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah penggunaan
tanaman atau bagian-bagian tanaman atau sisa-sisanya untuk mengurangi daya
tumbuk butir air hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan kecepatan aliran
permukaan yang pada akhirnya mengurangi erosi tanah
Jenisnya
1.
Pertanaman Lorong
Pertanaman lorong (alley cropping) adalah
konservasi tanah dan air dengan sistem bercocok tanam barisan tanaman perdu
leguminosa ditanam rapat (jarak 10-25 cm) mengikuti garis kontur (nyabuk
gunung) sebagai tempat pagar. Menerapkan teknik ini pada lahan yang miring jauh
lebih murah biayanya daripada membuat teras bangku.
Teknik ini pun cukup
efektif dalam menahan erosi. Setelah 3-4 tahun setelah pembuatan tanaman lorong
maka akan tercipta teras dengan sendirinya, hal ini pulalah yang menyebabkan
metode ini disebut teras kredit
2. Sistem Silvopastura
Sistem silvopastura
merupakan salah satu bentuk dari system ttumpangsari Prinsip dari sistem
ini adalah menanam pakan di bawah tegakan pohon. Pakan ternak ini dapat berupa
rumput gajah, setaria, dan lain-lain.
Di Indonesia sendiri
dikenal beberapa macam teknik silvopastura, di antaranya adalah (1) tanaman
pakan di hutan tanaman industri, (2) tanaman pakan di hutan sekunder, (3)
tanaman pohon-pohonan sebagai tanaman penghasil pakan, dan (4) tanaman pakan
sebagai pagar hidup.
3. Pemberian Mulsa
Pemberian mulsa bermaksud
untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butiran hujan.
Pemberian mulsa merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah
erosi, terutama jenis erosi percik.
Mulsa yang berasal dari
bahan organik memiliki fungsi lain, yaitu memberikan bahan-bahan organik pada
tanah. Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa
tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar dari sistem penanaman lorong, hasil
pangkasan tanaman penutup tanah, atau didatangkan dari luar lahan pertanian.
Ø Metode Mekanik
Metode makanik adalah
semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan tanah dan pembuatan bangunan untuk
mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan
tanah.
Metode mekanik dalam KTA
dapat berupa:
1.
Pengolahan tanah
2.
Guludan
3.
Teras
4.
Cek Dam
5. Waduk
6. Rorak
6. Rorak
7. Perbaikan drainase
8.
Irigasi
9.
Sumur resapan
10. Lubang resapan
Ruang Lingkup Konservasi Tanah dan Air
Ruang lingkup konservasi tanah dan air sangat kompleks dan
sangat membutuhkan disiplin ilmu yang lainnya, seperti ilmu biologi, hidrologi, dan teknik konservasi tanah. Secara garis besar dapat
diketahui bahwa ruang lingkup KTA meliputi:
1.
Erosi
1.
Siklus air
2.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi erosi
3.
Metode konservasi
tanah dan air
4.
Tanaman penutup tanah,
pergiliran tanaman, dan wanatani (agroforestri)
5.
Klasifikasi pengolahan
lahan
Perencanaan konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan
pendekatan kemasyarakatan. Pelibatan masyarakat dalam hal ini sangat penting
karena masyarakat memiliki andil yang sangat besar dalam usaha konservasi tanah
dan air.
Keunggulan dari adanya
sistem KTA partisipatif ini adalah:
1.
Meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam menjaga lingkungan
2.
Masyarakat mau dan
percaya diri dalam membuat perencanaan konservasi tanah dan air di
lingkungannya
3.
Masyarakat merasa
dihargai karena karyanya menjadi perhatian semua pihak
4.
Menciptakan kerja sama
yang sinergis antar stakeholder (pemerintah, swasta, dan
masyarakat)
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah:
1.
Perlunya sosialisasi
untuk menggugah kesadaran masyarakat
2.
Perlunya pendampingan
dalam proses kemandirian dan mengakses sumber daya
3. Pendampingan kurang
efektif apabila tenaga pendamping berganti-ganti dari tahun ke tahun
4.
Membutuhkan waktu yang
lama untuk menciptakan kerja sama yang sinergis
5. Sosialisasi di lingkungan pemerintah daerah diharapkan
mampu meningkatkan pemahaman tentang KTA sendiri,
6. Sosialisasi kepada masyarakat menerangkan tentang
masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam jangka panjang maupun jangka pendek
terhadap pengelolaan tanah dan air.
Sosialisasi di lingkungan pemerintah daerah diharapkan mampu meningkatkan pemahaman tentang KTA sendiri, hal ini berguna untuk memudahkan mensinergikan program KTA partisipatif dengan berbagai program pemda yang sudah ada.
Sosialisasi di lingkungan pemerintah daerah diharapkan mampu meningkatkan pemahaman tentang KTA sendiri, hal ini berguna untuk memudahkan mensinergikan program KTA partisipatif dengan berbagai program pemda yang sudah ada.
Sosialisasi kepada masyarakat menerangkan
tentang masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam jangka panjang maupun jangka
pendek terhadap pengelolaan tanah dan air. Setelah menjelaskan mengenai
berbagai masalah yang sekiranya akan muncul, barulah dijelaskan mengenai
pentingnya melakukan konservasi tanah dan air. Selain itu, dijelaskan juga mengenai
peran penting masyarakat dalam melakukan KTA di daerahnya sendiri.
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
BalasHapusdapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q