Ulat sutera adalah serangga holometabola yang mengalami metamorfosa
sempurna, yang berarti bahwa setiap generasi keempat stadia, yaitu telur, larva
atau lazim disebut ulat, pupa dan ngengat. Selama metamorfosa, stadia larva
adalah satu-satunya masa di mana ulat makan, merupakan masa yang sangat penting
untuk sintesa protein sutera dan pembentukan telur. Ulat sutera adalah serangga
yang masuk ke dalam Ordo Lepidoptera yang mencakup semua jenis kupu dan
ngengat.
Pemeliharaan ulat sutera
sudah dimulai di Cina sejak beberapa abad yang lalu. Leluhurnya adalah ulat
sutera liar, Bombyx mandarina, ditemukan dipohon murbei yang banyak di Cina,
Jepang dan Negara lain di Asia Timur.
Ulat sutera yang dikenal
sekarang Bombyx mori tidak dapat mandiri dialam bebas, penciumannya sudah
sangat tumpul sehingga tidak dapat mengenal tanaman murbei dalam jarak beberapa
meter, pergerakkannya lambat dalam mendapatkan daun karena kemampuan
merangkaknya sudah lemah.Daya pegang ulat yang sangat lemah, sehingga tidak
mampu mempertahankan diri dari goncangan batang oleh angin, ulat tidak dapat
melindungi diri melawan musuh dan tidak bisa bergerak cepat
Jenis-Jenis Ulat Sutera
Ø Ulat Sutera Ras Jepang
Ulat
Sutera Ras Jepang
Ulat sutera ras Jepang
memiliki ciri-ciri yaitu umur produksi relatif lebih panjang dibandingkan
dengan Ras Cina, rentan terhadap penyakit,bentuk kokon tebal seperti kacang
tanah dan produksi kokon tinggi dibandingkan dengan Ras Cina.
Ras Jepang mempunyai
varietas univoltin dan bivoltin. Banyak galur yang menghasilkan larva dengan
ukuran medium dan kokon berbentuk kacang, ras Jepang ini memiliki kecepatan
tumbuh yang medium.
Ø Ulat Sutera Ras Cina
Ulat
Sutera Ras Cina
Ras Cina memiliki
ciri-ciri yaitu umur produksi lebih pendek atau cepat, ulat polos, bentuk kokon
bulat, lapisan kokon tipis sehingga produksi rendah dibandingkan dengan Ras
Jepang dan daya tahan ulat lebih kuat dibandingkan dengan Ras Jepang.
Ras Cina terdiri dari
univoltin dan bivoltin yang mencakup banyak galur yang menghasilkan larva kecil
dan kokon oval.
Ø Ulat Sutera Ras Tropik
Ras Tropik merupakan jenis polivoltin,
mempunyai telur kecil dan ringan, larvanya kecil tetapi kuat dan tumbuh sangat
cepat. Bentuk kokon seperti kumparan, mempunyai banyak serabut (floss) dan
kulit kokon tipis, sehingga produksinya rendah.
Ø Ulat Sutera Ras Eropa
Ras Eropa hanya mencakup jenis univoltin,
dengan larva yang besar dan kokon oval. Ras Eropa ini tumbuh lambat dan tidak
kuat, sehingga hanya dapat dipelihara di musim semi yang hangat di daerah
subtropik.
Siklus Hidup Ulat Sutera
Ø Telur
Telur
Ulat Sutera
Bentuk telur ulat
bulat pipih, lebar sekitar 1 mm, panjang 1,3 mm dan tebal 0,5 mm serta berat
sekitar 0,5 mg. Ukuran dan beratnya dapat bervariasi, berdasarkan ras dan
lingkungannya dimana induk dipelihara. Setiap indukan dapat menghasilkan
sekitar 500 butir, tergantung dari galur atau rasnya.
Ø Pupa
Pupa
Ulat Sutera
Sekitar lima atau enam hari setelah ulat mulai membentuk kokon, ulat sutera berubah bentuk di dalam kokon dan menjadi pupa. Segera setelah menjadi pupa, pupa berwarna kuning keputihan dan lembek namun secara bertahap berubah mengeras. Periode pupa menghabiskan waktu 11 hingga 12 hari.
Ø Ngengat
Ngengat
Ulat Sutra
Warna ngengat dewasa
berwarna putih susu dengan garis halus melintang berwarna kecoklatan pada sayap
bagian depan dan tubuh dilapisi oleh bulu yang lebat. Ngengat dewasa tidak
memerlukan makanan, tidak dapat terbang dan siklus hidupnya pendek.
Masing-masing betina
dapat menghasilkan telur 300-400 butir, sedangkan pada saat larva tubuhnya
tidak berbulu dan makanan utamanya daun murbei, pertumbuhan sangat cepat dan
dapat menghasilkan kokon dalam waktu enam minggu.
Larva
Ulat Sutra
Larva yang baru
menetas berwarna hitam atau coklat tua dengan panjang sekitar 3 mm dan bobot
badan sekitar 0,45 mg. Larva memiliki kepala besar dan tubuh dilengkapi rambut
sehingga kelihatan seperti ulat berbulu.
Seluruh tubuh dilapisi
kutikula yang mengandung khitin dan berfungsi sebagai kerangka luar
(exoskeleton). Semakin umur bertambah, warna larva menjadi lebih muda. Ulat
berhenti makan sekitar 24 jam.
Pada saat itu pula ulat menggantikan kulit lama dengan kulit baru. Peristiwa ini dikenal dengan ganti kulit atau molting. Karena selama masa larva, ganti kulit ini terjadi empat kali, maka terdapat lima periode makan atau disebut instar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar